KIMKU.ID - Sejumlah warga terdampak banjir bandang di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, hingga kini masih bertahan di pengungsian. Para pengungsi mengeluhkan keterbatasan kelambu dan selimut, yang sangat dibutuhkan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk dan potensi penyakit pascabanjir.

“Kami sangat membutuhkan kelambu dan selimut. Saat ini banyak nyamuk, kami khawatir terserang penyakit akibat gigitan nyamuk setelah banjir,” ujar Indra Sakti, salah satu korban banjir asal Desa Sumber Baru, Kecamatan Tenggulun, dikutip dari Antara, Selasa (23/12/2025).

Warga Aceh Tamiang Masih Mengungsi, Kelambu dan Selimut Sangat Dibutuhkan
Foto Eva Safitri/detikcom

Indra menjelaskan, hingga kini sebagian warga masih mengungsi di masjid setempat karena belum dapat kembali ke rumah masing-masing. Material banjir masih menumpuk dan menimbun pemukiman, sehingga kondisi belum memungkinkan untuk dihuni.

“Hampir setengah pemukiman warga di Desa Sumber Makmur terdampak parah. Bahkan ada rumah yang hilang terseret arus banjir yang terjadi pada akhir November lalu,” katanya.

Ia menambahkan, warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat masih bertahan di pengungsian dan membutuhkan bantuan tambahan. Bantuan yang diterima sejauh ini dinilai masih sangat terbatas.

“Pengungsi dari Desa Sumber Makmur masih membutuhkan banyak bantuan. Bantuan yang kami terima sampai sekarang masih minim,” ungkap Indra.

Sementara itu, warga yang rumahnya tidak terdampak parah mulai kembali ke tempat tinggal untuk membersihkan sisa-sisa material banjir. Meski sudah kembali, mereka tetap membutuhkan bantuan kebutuhan pokok.

Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat juga belum pulih. Perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian utama warga masih tergenang banjir.

“Aktivitas ekonomi masyarakat belum berjalan. Perkebunan masih terendam banjir, sehingga kami harus memulai kembali dari nol,” jelasnya.

Kabupaten Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah akibat banjir bandang akhir November 2025. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi korban banjir di wilayah tersebut mencapai sekitar 150,5 ribu jiwa.

Pemerintah dan berbagai pihak diharapkan dapat terus menyalurkan bantuan, khususnya kebutuhan mendesak seperti kelambu, selimut, dan bahan pokok, guna mencegah risiko penyakit dan membantu pemulihan warga terdampak.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama